Sahabat hati,
Selain ilmu dan keikhlasan,dakwah juga butuh kejujuran.
Jujur menilai siapa dan bagaimana diri kita, apa adanya ...
Seringkali kita berharap,kitalah pembuka kemenangan.
Tapi jujur saja,
ucap dan perilaku kita kadang jauh dari ucap dan perilaku hamba yang layak beroleh pertolongan;
Kita abai terhadap dosa yang dianggap kecil..
Bahkan bisa jadi bersengaja melakukan perbuatan yang dibenci Allah Ta'ala.
Sebagai anak, kadang lupa kewajiban dan tatakrama.
Sebagai isteri atau suami, kadang bertindak alakadarnya.
Sebagai orangtua, kadang kita lupa berbuat adil dan bijaksana.
Sebagai seorang hamba,kadang lebih suka hal sia-sia dan lalai dalam beberapa hukum syara;
Ibadah dilakukan minimal saja,
Pakaian kadang tak sempurna,
Makan-minum yang syubhat sesekali merasa tak mengapa,
Berkata menyakitkan tak pernah merasa dosa,
Hati dan pandangan sering tak terjaga,
Mengemban dakwahpun banyak hal yang terlupa;
terjebak rutinitas dan bahaya kelas,
merasa banyak jasa bagi kutlah,
sesekali abai atas amanah dakwah
atau tanpa sadar meremehkan target jamaah,
dan kadang juga tak tsiqah atas qarar qiyadah.
Jika demikian halnya,
Layaklah jika sementara ini Allah tunda pertolongan bagi kita.
Tapi sungguh, Allah memang Maha Rahim.
Hingga detik ini, Dia masih berkenan menutup kekurangan dan aib2 kita;
Membiarkan dakwah ini tetap bergulir di tengah umat;
Menyentuh jiwa2 yang hanif dan rakus akan surga;
Yakni jiwa2 yang barangkali lebih layak menjadi pintu nashrullah daripada kita.
Wahai sahabat ... tak inginkah kita yang jadi mereka?
[SNA]
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Renungan Pengemban Dakwah"
Posting Komentar